• balada kampus berjilbab

    "Arrghhh... Oohhhh..." William kembali melenguh bagai banteng terluka, seketika Jannah merasakan wajahnya tersiram oleh cairan hangat yang kental dan lengket dan berbau. William menyemprotkan spermanya ke wajah lugu gadis berjilbab itu dengan deras. Cairan putih kental pun berceceran membasahi wajah dan jilbab gadis itu.

    Bersamaan dengan itu. Ditempat persembunyiannya Laras mempercepat kocokannya di memeknya dan ditemani erangan terrahan, tubuhnya bergetar hebat. Air cintanya menyemprot keluar. Gadis alim itu orgasme melihat rekannya sesama gadis berjilbab digauli dengan paksa.

    Beberapa menit Laras istirahat mengatur nafas. Orgasmenya benar2 membuat ia capek., namun ia semakin terangsang dan ingin ada kontol yang memasuki memeknya.

    Setelah beberapa menit, ia memutuskan untuk kembali ke tenda. Ketika ia melihat Jannah da William, ternyata William sudah kembali gairahnya dan sudah kembali menggenjot memek jannah, kali ini dengan tiduran dan Jannah terlentang pasrah dibawahnya kembali desahan mereka berdua terdengar. Namun Laras tidak melanjutkan acara mengintipnya, dan kembali ke tenda.

    >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

    sekembalinya di tenda, ia tidak menemui Markus dan Robert. Segera ia duduk didean api unggun dan berusaha mengusir bayangan tentang live show yang tadi ia lihat, namun alih-alih pergi, bayangan itu jstru terus membayanginya. Tak terasa kembali tangan kananya menyusup kebalik jilbabnya, meremasi buah dadanya sendiri dari luar bajunya. Tangan kirinya kembali turun kebawah, merangsang memeknya dari luar bajunya. Gadis alim yang berjibab dan berbadan sintal ini sudah sangat terangsang. Bibir bawahnya ia gigit 2 karena sangat terangsang.

    Tiba-tiba, kegiatan Laras berhenti karena dikejutkan oleh suara dari arah belakang. Ternyata Robert dan marku sudah kembali, entah darimana. Mereka berdua langsung tersenyum menyeringai dan mendekati Laras.

    "tenang saja mbak, kami cuman mau duduk disamping mbak." Kata Markus sambil tersenyum lebar.
    Akhirnya mereka duduk beralaskan tikar, didepan api unggun. Laras di tengah. Pikiran gadis alim itu teringat pada perkosaan nikmat yang pernah ia rasakan, dan live show yang tadi ia saksikan. Wajahnya yang cantik jadi merah padam, dan jadi salah tingkah. Tanpa ia sengaja, kenikmatan yang dulu ia rasakan kembali membangkitkan birahi gadis berjilbab itu. Rasa gatal menyeruak dimemek Laras mengelitik sekujur tubuh dan setiap detik berlalu semakin memuncak saja, Laras jadi salah tingkah. Markus yang pertama melihat kegelisahan Laras.

    "Kenapa Mbak Laras..., gelisah banget horny ya" tegurnya bercanda.
    "Ngga lagi, ngaco kamu Kus" sanggah Laras.
    "Kalau horny bilang aja Mbak Laras..... hehehe.. kan ada kita-kita" Robert menimpali.
    "Udah, jangan ngomong kayak gitu…" sanggah Laras lagi menahan takut. Tapi sesungguhnya dibenaknyapun rasa itu semakin menjadi.

    Markus tidak begitu saja menerima sanggahannya, diantara mereka ia paling tinggi jam terbangnya sudah tentu ia tahu persis apa yang sedang Laras rasakan. Markus tidak menyia-nyiakannya, bahu gadis berjilbab itu dipeluknya. Laras sedikit menggeliat hendak menghindar namun pelukan Markus terlalu erat. "jangan kuss…" kata Laras. Suaranya yang lirih dan terkesan pasrah membuat Markus tahu bahwa Gadis alim berjilbab lebar ini sebenarnya juga sudah mulai terangsang.

    "Santai Mbak Laras..., kalau horny enjoy aja, gak usah malu.. itu artinya kamu normal.. toh kamu juga dah pernah ngerasain kotolku. Enak kan?" bisik Markus sambil meremas pundak Laras yang tertutup baju dan jilbabnya. Kata2 markus membuat wajah putih gadis ebrjilbab itu merah padam. Gadis alim itu kembali menggeliat berusaha melepaskan diri, namun sekali lagi, tenaganya yangs etengah2 karena sudah terangsang itu tak mampu menandingi pelukan Markus.

    Remasan dan terpaan nafas Markus saat berbisik menyebabkan semua bulu-bulu di tubuh Laras meremang, tanpa terasa tangan gadis berjilbab itu meremas-remas rok panjangnya. Matanya terpejam2 keenakan dan kembali ia menggigiti bibir bawahnya. Markus menarik tangan Laras meletakan dipahanya ditekan sambil diremasnya, tak ayal lagi tangan Laras jadi meremas paha Markus.
    "Remas aja pahaku Mbak Laras... daripada rok" bisik Markus lagi.
    Merasakan paha Markus dalam remasan Laras membuat darah Laras berdesir keras.
    "Ngga usah malu Mbak Laras..., santai aja.. ntar juga enak.." lanjutnya lagi.
    Entah karena bujukannya atau Laras sendiri yang sudah sangat terhanyut napsu birahi, tidak jelas, yang pasti tangan Laras tidak beranjak dari pahanya dan setiap ada adegan yang 'wow' Laras meremas pahanya. Merasa mendapat angin, Markus melepaskan rangkulannya dan memindahkan tangannya di atas paha gadis berjilbab yang alim itu yang masih terbungkus rok panjang hitam, awalnya masih dekat dengkul lama kelamaan makin naik, setiap gerakan tangannya membuat Laras merinding.

    Entah bagaimana mulainya tanpa Laras sadari, Markus sudah menyingkap rok hitamnya keatas dan tangan Markus sudah berada dipaha dalamnya, tangan kasar Markus mengelus-elus paha putih laras yang selama ini tertutup rok dan baju yang longgar dengan halus, ingin menepis, tapi, rasa geli-geli enak yang timbul begitu kuatnya, membuat Laras semakin terbuai, membiarkan kenakalan tangan Markus yang semakin menjadi-jadi tanpa mampu berbuat apa2.
    "Ras gue pengen deh liat leher sama pundak kamu" bisik Markus seraya mengecup pundak Laras dari luar baju dan jilbabnya..
    A Laras yang sudah terbuai elusannya karuan saja tambah menjadi-jadi dengan kecupannya itu. Selama ini belum ada yang memperlakukan gadis alim itu seperti yang dilakukan Markus.
    "Jangan Kus" namun Laras berusaha menolak.
    "Kenapa Mbak Laras..., cuma pundak aja kan" tanpa perduli penolakan Laras Markus tetap saja mengecup, bahkan ciuman Markus semakin naik keleher Laras yang masih tertutup jilbabnya, disini Laras tidak lagi berusaha 'jaim'.
    "Kus.. ahh" desah Laras tak tertahan lagi.
    "Enjoy aja Mbak Laras..." bisik Markus lagi, sambil mengecup dan menggigiti daun telinga Laras dari luar jilbabnya.
    "Ohh Kus" Laras sudah tidak mampu lagi menahan, semua rasa yang terpendam sejak melihat 'live show', perlahan merayapi lagi tubuh Laras.
    Laras hanya mampu tengadah merasakan kenikmatan mulut Markus di leher dan telinga Laras. Robert yang sedari tadi asik nonton melihat Laras seperti itu tidak tinggal diam, ia pun mulai turut melakukan hal yang sama. Pundak, leher dan telinga sebelah kiri Laras jadi sasaran mulutnya.

    Melihat Laras sudah pasrah mereka semakin agresif. Tangan Markus semakin naik hingga akhirnya menyentuh memek gadis alim berjilbab lebar itu yang masih terbalut CD. Elusan-elusan di memeknya, remasan Robert di payudara Laras dan kehangatan mulut mereka dileher Laras membuat magma birahi Laras menggelegak sejadi-jadinya.
    "Agghh.. Kuss.. Berthhh..... ohh.. sshh" desahan Laras bertambah keras.
    Robert dengan tangkas menyibakkan jilbab lebar Laras dan menyampirkannya ke bahunya, lalu membuka kancing2 baju dan bra Laras. Bukit kenyal 34b- Laras yang putih bersih menyembul, langsung dilahapnya dengan rakus. Markus juga beraksi memasukan tangannya kedalam CD meraba-raba memek Laras yang sudah basah oleh cairan pelicin. Laras jadi tak terkendali dengan serangan mereka tubuh Laras bergelinjang keras. Baju longgar dan jilbab lebar yangs elama ini ia pakai untuk menjaga dirinya dari para hidung belang sudah awut2an.

    "Emmhh.. aahh.. ohh.. aagghh" desahan Laras berganti menjadi erangan-erangan. Sang gadis alim itu sudah tak lagi mampu menahan gejolak birahinya. Suara desahan birahinya mengisi keheningan lapangan ditengah hutan itu.

    Mereka melucuti seluruh penutup tubuh Laras kecuali jilbab biru langtnya dan kaus kaki putih bersih gadis alim itu. Tubuh sintal Laras dibaringkan dirumput beralas tikar dan mereka pun kembali menjarahnya. Robert melumat bibir Laras dengan bernafsu lidahnya menerobos kedalam rongga mulutnya, lidah mereka saling beraut, mengait dan menghisap dengan liarnya. Sementara Markus menjilat-jilat paha Laras lama kelamaan semakin naik.. naik.. dan akhirnya sampai di memeknya, lidahnya bergerak-gerak liar di klitorisnya, bersamaan dengan itu Robert pun sudah melumat payudaranya, puting Laras yang kemerah-merahan jadi bulan-bulanan bibir dan lidahnya.

    Diperlakukan seperti itu membuat Laras kehilangan kesadaran, tubuh Laras bagai terbang diawang- awang, terlena dibawah kenikmatan hisapan-hisapan mereka. Mata sang gadis alim itu terbalik sampai hanya terlihat ptihnya, terlihat sangat erotis dengan jilbab yang masih ia kenakan. Laras mulai meremas2 punggung Robert sambil meracau tak karuan, meminta mereka untuk tidak berhenti melakukannya.
    "Aaahh.. Kuss.. Berthhh..... teruss.. sshh.. enakk sekalii"
    "Nikmatin Mbak Laras..... nanti bakal lebih lagi" bisik Robert seraya menjilat dalam-dalam telinga Laras dari luar jilbabnya..
    Mendengar kata 'lebih lagi' Laras seperti tersihir, menjadi hiperaktif pinggul Laras angkat-angkat, seolah ingin Markus melakukan lebih dari sekedar menjilat, ia memahami, disantapnya memek Laras dengan menyedot-nyedot gundukan daging yang semakin basah oleh ludahnya dan cairan Laras. Tidak berapa lama kemudian Laras merasakan kenikmatan itu semakin memuncak, tubuh putih gadis alim itu menegang, Laras peluk Robert-yang sedang menikmati puting susu-dengan kuatnya.
    "Aaagghh.. Kuss.. Berthhh..... akuu.. oohh" jerit Laras keras, dan merasakan hentak-hentakan kenikmatan didalam memek Laras. Tubuh mahasiswi yang biasanya selalu menjaga dirinya dengan baju longgar dan jilbab lebar itu menggeleppar2 lalu melemas.. lungai.

    Markus dan Robert menyudahi 'hidangan' pembukanya, dibiarkan tubuh Laras beristirahat dalam kepolosan, sambil memejamkan mata Laras ingat-ingat apa yang baru saja Laras alami. Permainan Robert di payudara dan Markus di memek Laras yang menyebarkan kenikmatan yang belum pernah Laras alami sebelumnya, dan hal itu telah kembali menimbulkan getar-getar birahi diseluruh tubuh Laras. Laras semakin tenggelam saja dalam bayang-bayang yang menghanyutkan, dan tiba-tiba Laras rasakan hembusan nafas ditelinga Laras dan rasa tidak asing lagi.. hangat basah.. Ahh.. bibir dan lidah Robert mulai lagi, tapi kali ini tubuh Laras seperti di gelitiki ribuan semut, ternyata Robert sudah polos dan bulu-bulu lebat di tangan dan dadanya menggelitiki tubuh Laras. Begitupun Markus sudah bugil, ia membuka kedua paha Laras lebar-lebar dengan kepala sudah berada diantaranya.

    Mata Laras terpejam, Laras sadar betul apa yang akan terjadi, kali ini mereka akan menjadikan tubuh Laras sebagai 'hidangan' utama. Gadis alim itu sudah pasrah dengan apa yang terjadi. Gairah Laras bangkit merasakan lidah Markus menjalar dibibir kemaluannya, ditambah lagi Robert yang dengan lahapnya menghisap-hisap puting Laras membuat tubuh Laras mengeliat-geliat merasakan geli dan nikmat dikedua titik sensitif tubuh Laras.

    >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

    "Aaahh.. Kuss.. Berthhh..... nngghh.. aaghh" rintih Laras tak tertahankan lagi.
    Markus kemudian mengganjal pinggul Laras dengan gulungan tikar sehingga pantat Laras menjadi terangkat, lalu kembali lidahnya bermain dikemaluan Laras. Kali ini ujung lidahnya sampai masuk kedalam liang kenikmatannya, bergerak-gerak liar diantara kemaluan dan anus, seluruh tubuh Laras bagai tersengat aliran listrik Laras hilang kendali. Gadis manis berjilbab itu merintih, mendesah bahkan menjerit-jerit merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Lalu Laras rasakan sesuatu yang hangat keras berada dibibir Laras.. kontol Robert! Laras mengeleng-gelengkan kepala menolak keinginannya, tapi Robert tidak menggubrisnya ia malah manahan kepala Laras dengan tangannya agar tidak bergerak.

    "Jilat.. Mbak Laras..." perintahnya tegas.
    Gadis alim berdada sekal itu tidak lagi bisa menolak, Laras jilat batangnya yang besar dan sudah keras membatu itu, Robert mendesah-desah merasakan jilatan Laras.
    "Aaahh.. Mbak Laras...r.. jilat terus.. nngghh" desah Robert.
    "Jilat kepalanya Mbak Laras..." Laras menuruti permintaannya yang tak mungkin Laras tolak.
    Lama kelamaan Laras mulai terbiasa dan dapat merasakan juga enaknya menjilat-jilat batang kontol itu, lidah Laras berputar dikepala kemaluannya membuat Robert mendesis desis.
    "Ssshh.. nikmat sekali Mbak Laras...r.. isep sayangg.. isep" pintanya diselah-selah desisannya.

    Laras tak tahu harus berbuat bagaimana, Laras ikuti saja apa yg pernah Laras lihat di film, kepala kontolnya pertama-tama Laras masukan kedalam mulut, Robert meringis.
    "Jangan pake gigi Mbak Laras..... isep aja" protesnya, Laras coba lagi, kali ini Robert mendesis nikmat.
    "Ya.. gitu sayang.. sshh.. enak.. Mbak Laras..."
    Melihat Robert saat itu membuat Laras turut larut dalam kenikmatannya, apalagi ketika sebagian kontolnya melesak masuk menyentuh langit-langit mulutnya, belum lagi kenakalan lidah Markus yang tiada henti-hentinya menggerayangi setiap sudut kemaluan Laras. Tubuh mahasiswi berjilbab lebar itu sudah terkunci, dirangsang atas dan bawahnya. Laras semakin terombang-ambing dalam gelombang samudra birahi yang melanda tubuhnya, Laras bahkan tidak malu lagi mengocok-ngocok kontol Robert yang separuhnya berada dalam mulut Laras.

    Beberapa saat kemudian Robert mempercepat gerakan pinggulnya dan menekan lebih dalam batang kemaluannya, tangan Laras tak mampu menahan laju masuknya kedalam mulut Laras. Laras menjadi gelagapan,  Laras geleng-gelengkan kepala Laras hendak melepaskan benda panjang itu tapi malah berakibat sebaliknya, gelengan kepala Laras membuat kemaluannya seperti dikocok-kocok. Robert bertambah beringas mengeluar-masukan batangnya dan..
    "Aaagghh.. nikmatt.. Mbak Laras...aa…aakkuuuhh.. kkeelluaarr" jerit Robert, air maninya menyembur-nyembur keras didalam mulut Laras membuat Laras tersedak, sebagian meluncur ke tenggorokan Laras sebagian lagi tercecer keluar dari mulut Laras, menetes turun membasahi jilbab biru langit laras. Laras sampai terbatuk-batuk dan meludah-ludah membuang sisa yang masih ada dimulut Laras. Gadis alim itu shock dengan apa yang terjadi.

    Belum Laras pulih dari syoknya, Markus merebahkan tubuh Laras kembali dilantai beralas karpet, kali ini dada Laras dilahapnya puting yang satu dihisap-hisap satunya lagi dipilin-pilin oleh jari-jarinya. Dari dada kiri Laras tangannya melesat turun ke memeknya, dielus-elusnya kelentit dan bibir kemaluan Laras. Birahi gadis alim itu kembali mennggi. Tubuh Laras langsung mengeliat-geliat merasakan kenakalan jari-jari Markus.
    "Ooohh.. mmppff.. ngghh.. sshh" desis Laras tak tertahan.
    "mmmhh….Kuss.. aakkhh"
    Laras menjadi lebih menggila waktu Markus mulai memainkan lagi lidahnya di kemaluannya, seakan kurang lengkap kenikmatan yang Laras rasakan, kedua tangan Laras meremas-remas payudara Laras sendiri. Gadis alim itu sudah total terbakar api birahi nista.
    "Ssshh.. nikmat Kuss.. mmpphh" desahan Laras semakin menjadi-jadi.
    Tak lama kemudian Markus merayap naik keatas tubuh Laras, sambil mengelap keringat yang muncul diwajah Laras dengan jilbab yang masih Laras pakai, lalu merapikannya. "ternyata emang kamu lebih cantik dan seksi kalo pake jilbab, mbak laras…jadi gak sabar pengen ngentot kamu." Kata Markus. Terlihat binar birahi dimatanya. Gadis berjilbab itu pasrah menanti apa yang akan terjadi. Markus membuka lebih lebar kedua kaki Laras, dan kemudian gadis alim itu  merasakan ujung kontol Markus menyentuh mulut memek Laras yang sudah basah oleh cairan cinta.

    "Aauugghh.. Kuss.. jangaann..saakiitt…pelann.." jerit Laras lirih, saat kepala kontolnya melesak masuk kedalam rongga kemaluan Laras.
    Markus menghentikan dorongannya, sesaat ia mendiamkan kepala kemaluannya dalam kehangatan liang memek Laras. Kemudian-masih sebatas ujungnya-secara perlahan ia mulai memundur-majukannya. Sesuatu dulu pernah Laras rasakan kembali menjalar dari gesekan itu keseluruh tubuh Laras. Rasa geli, enak dan entah apalagi berbaur ditubuh Laras membuat pinggul gadis alim itu mengeliat-geliat mengikuti tusukan-tusukan Markus.
    "Ooohh.. Kuss.. sshh.. aahh.. Kuss..mmhh.." desah Laras lirih.
    Laras benar-benar tenggelam dalam kenikmatan yang luar biasa akibat gesekan-gesekan di mulut memek Laras. Mata Laras terpejam-pejam kadang Laras gigit bibir bawah Laras seraya mendesis.
    "Enak.. nggaakk..mbaakk…Laraass.." tanya Markus berbisik.
    "He ehh Kuss.. oohh enakk.. Kuss.. sshh"
    "Nikmatin mbaakk.. nanti lebih enak lagi" bisiknya lagi.
    "Ooohh.. Kuss.. ngghh"

    Markus terus mengayunkan pinggulnya turun-naik-tetap sebatas ujung kontolnya-dengan ritme yang semakin cepat. Selagi Laras terayun-ayun dalam buaian birahi, tiba-tiba Markus menekan kontolnya lebih dalam membelah memek Laras.
    "Auuhh.. sakitt Kuss" jerit Laras. Markus menghentikan tekanannya.
    "nanti juga hilang kok sakitnya" bisik Markus seraya menjilat dan menghisap telinga Laras tetap dari luar jilbabnya. Rupanya memang Markus dan Robert sengaja tidak melepas jilbab Laras, karena membuat Laras semakin nampak Innocent, sehingga menambah gairah dua pejantan dari indonesia timur itu untuk menggauli sang gadis alim.

    Entah bujukannya atau karena geliat liar lidahnya, yang pasti Laras mulai merasakan nikmatnya milik Markus yang keras dan hangat didalam rongga kemaluan Laras.

    Markus kemudian menekan lebih dalam lagi, membenamkan seluruh batang kemaluannya dan mengeluar-masukannya. Gesekan kontolnya dirongga memek Laras menimbulkan sensasi yang luar biasa! Setiap tusukan dan tarikannya membuat gadis alim itu menggelepar-gelepar. Jilbabnya sudah kembali awut2an.
    "Ssshh.. ohh.. ahh.. enakk Kuss.. empphh" desah Laras tak tertahan.
    "Ohh.. Mbak Laras...r.. bener-bener enak banget memek kamu.. oohh..tebell..oouuhh.." puji Markus diantara lenguhannya.
    "Agghh.. terus Kuss.. teruss" Laras meracau tak karuan merasakan nikmatnya hujaman-hujaman kontol Markus di kemaluan Laras.
    Peluh-peluh birahi mulai membanjir membasahi tubuh. Jeritan, desahan dan lenguhan mewarnai pergumulan mereka. Menit demi menit kontol Markus menebar kenikmatan ditubuh Laras. Magma birahi semakin menggelegak sampai akhirnya tubuh Laras tak lagi mampu menahan letupannya.
    "Markusi.. oohh.. tekan Kuss.. agghh.. nikmat sekali Kuss" jeritan dan erangan panjang yang jalang terlepas dari mulut Laras.
    Tubuh Laras mengejang, Laras secara refleks memeluk Markus erat-erat, magma birahi Laras meledak, mengeluarkan cairan kenikmatan yang membanjiri relung-relung memek Laras.

    Tubuh Laras terkulai lemas, tapi itu tidak berlangsung lama. Beberapa menit kemudian Markus mulai lagi memacu gairahnya, hisapan dan remasan didada Laras serta pinggulnya yang berputar kembali membangkitkan birahi gadis alim yang montok itu. Lagi-lagi tubuh Laras dibuat mengelepar-gelepar terayun dalam kenikmatan duniawi. Tubuh Laras dibolak-balik bagai daging panggang, setiap posisi memberikan sensasi yang berbeda. Entah berapa kali memek Laras berdenyut-denyut mencapai klimaks tapi Markus sepertinya belum ingin berhenti menjarah tubuh Laras. Selagi posisi Laras di atas Markus, Robert yang sedari tadi hanya menonton serta merta menghampiri mereka, dengan berlutut ia memeluk Laras dari belakang. Leher Laras dipagutnya seraya kedua tangannya memainkan buah dada Laras. Apalagi ketika tangannya mulai bermain-main diklitoris Laras membuat Laras menjadi tambah meradang.

    Kepala Laras yang masih terbalut jilbab bersandar pada pundak Robert, mulut Laras yang tak henti-hentinya mengeluarkan desahan dan lenguhan langsung dilumat oleh Robert. Pagutan Robert Laras balas, mereka saling melumat, menghisap dan bertukar lidah. Pinggul Laras semakin bergoyang berputar, mundur dan maju dengan liarnya. Laras begitu menginginkan kontol Markus mengaduk-aduk seluruh isi rongga memek Laras yang meminta lebih dan lebih lagi.
    "Aaargghh.. Mbak Laras...r.. enak banget.. terus Mbak Laras..... goyang terus" erang Markus.
    Erangan Markus membuat gejolak birahi Laras semakin menjadi-jadi, Laras remas buah dada Laras sendiri yang ditinggalkan tangan Robert.. Ohh Laras sungguh menikmati semua ini.

    Robert yang merasa kurang puas meminta merubah posisi. Markus duduk dengan kaki dibentangkan ditikar, Laraspun diperintahkan merangkak kearah batang kemaluannya.
    "Isep Mbak Laras..." perintah Markus, segera Laras lumat kontolnya dengan rakus.
    "Ooohh.. enak Mbak Laras..... isep terus…aah…emang enak banget emutan cewek jilbab…aaahh.."
    Bersamaan dengan itu Laras rasakan Robert menggesek-gesek bibir kemaluan Laras dengan kepala kontolnya. Tubuh Laras bergetar hebat, saat batang kemaluan Robert-yang satu setengah kali lebih besar dari milik Markus-dengan perlahan menyeruak menembus bibir kemaluan gadis berjilbab itu dan terbenam didalamnya. Tusukan-tusukan kontol Robert serasa membakar tubuh, birahi Laras kembali menggeliat keras. Gadis yang biasanya alim itu kini menjadi sangat binal merasakan sensasi erotis dua batang kontol didalam tubuh Laras. Batang kemaluan Markus Laras lumat dengan sangat bernafsu. Kesadaran Laras hilang sudah. Naluri birahi gadis alim itu yang menuntun melakukan semua itu.

    "Rasr.. terus Mbak Laras...r.. gue ngga tahan lagi.. Aaarrgghh" erang Markus.
    Laras tahu Markus akan segera menumpahkan cairan kenikmatannya dimulutnya, Laras lebih siap kali ini. Selang berapa saat Laras rasakan semburan-semburan hangat sperma Markus.
    "Aaagghh.. nikmat banget Mbak Laras...r.. isep teruss.. telan Mbak Laras...r" jerit Markus, lagi-lagi naluri Laras menuntun agar Laras mengikuti permintaan Markus, Laras hisap kontolya yang menyemburkan cairan hangat dan.. gadis alim itu menelan cairan itu. Aneh! Entah karena rasanya, atau sensasi sexual karena melihat Markus yang mencapai klimaks, yang pasti Laras sangat menyukai cairan itu. Laras lumat terus itu hingga tetes terakhir dan benda keras itu mengecil.. lemas.

    Markus beranjak meninggalkan Laras dan Robert untuk beristirahat sebentar. meski begitu, laras belum bisa istirahat. hujaman-hujaman kemaluan Robert yang begitu bernafsu dalam posisi 'doggy' dapat membuat Laras kembali merintih-rintih. Apalagi ditambah dengan elusan-elusan Ibu jarinya dianus Laras. Bukan hanya itu, setelah diludahi Robert bahkan memasukan Ibu jarinya ke lubang anus gadis alim itu. Sodokan-sodokan dimemek Laras dan Ibu jarinya dilubang anus membuat gadis berjilbab lebar itu mengerang-erang.
    "Ssshh.. engghh.. yang keras Berthhh..... mmpphh"
    "Enak banget Berthhh..... aahh.. oohh"
    Mendengar erangan jalang Laras Robert tambah bersemangat menggedor kedua lubangnya, Ibu jarinya Laras rasakan tambah dalam menembus anusnya, membuat Laras tambah lupa daratan. Jilbab biru langtnya sudah semakin basah oleh keringat birahinya.

    Sedang asiknya menikmati, Robert mencabut kontol dan Ibu jarinya.
    "Roberti.. kenapa dicabutt" protes Laras.
    "Masukin lagi Bert.. " pinta gadis alim montok menghiba.
    Sebagai jawaban Laras hanya merasakan ludah Robert berceceran di lubang anusnya, tapi kali ini lebih banyak. Laras masih belum mengerti apa yang akan dilakukannya. Saat Robert mulai menggosok kepala kontolnya dilubang anus baru Laras sadar apa yang akan dilakukannya.
    "Roberti.. pleasee.. jangan disitu" Laras menghiba meminta Robert jangan melakukannya.
    Robert tidak menggubris, tetap saja digosok-gosokannya, ada rasa geli-geli enak kala ia melakukan hal itu. Dibantu dengan sodokan jarinya dikemaluan Laras hilang sudah protes gadis alim itu. Tiba-tiba Laras rasakan kepala kemaluannya sudah menembus anus Laras. Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit batang kenikmatannya membelah anus Laras dan tenggelam habis didalamnya.

    "Aduhh sakitt Berthhh..... akhh..!" keluh Laras pasrah karena rasanya mustahil menghentikan Robert.
    "Rileks Mbak Laras..... seperti tadi, nanti juga hilang sakitnya" bujuknya seraya mencium punggung dan satu tangannya lagi mengelus-elus klitoris Laras.
    Separuh tubuh Laras yang tengkurap diatas gulungan tikar sedikit membantunya, dengan begitu memudahkan Laras untuk mencengram dan mengigit tikar itu untuk mengurangi rasa sakit. Berangsur-angsur rasa sakit itu hilang, Laras bahkan mulai menyukai batang keras Robert yang menyodok-nyodok anus Laras. Perlahan-lahan perasaan nikmat mulai menjalar disekujur tubuh Laras. Gadis alim itu mulai merem melek keenakan, disodomi oleh orang papua diatas tikar ditengah hutan, dibawah sinar bulan dan cahaya api unggun.
    "Aaahh.. aauuhh.. oohh Berthhh..." erang-erangan birahi Laras mewarnai setiap sodokan kontol Robert yang besar itu.
    Robert dengan buasnya menghentak-hentakan pinggulnya. Semakin keras Robert menghujamkan kontolya semakin gadis alim itu terbuai dalam kenikmatan.

    Markus yang sudah pulih dari 'istirahat'nya tidak ingin hanya menonton, ia kembali bergabung. Membayangkan akan dijarah lagi oleh mereka menaikan tensi gairah Laras. Atas inisiatif Markus mereka b erhenti dan mengatur posisi, jantung Laras berdebar-debar menanti permainan mereka. Markus merebahkan diri terlentang ditikar dengan kepala beralas gulungan tikar, tubuh Laras ditarik menindihinya. Sambil mencengkeram bagian belakang kepala laras yang masih terbalut jilbab, ia melumat mulut Laras, yang segera Laras balas dengan bernafsu. ia membuka lebar kedua paha Laras dan langsung menancapkan kemaluannya kedalam memek Laras.
    "mmhhhh…." Gadis alim itu hanya bisa mendesah pasrah ketika memeknya kembali ditembus kontol hitam. Robert yang berada dibelakang membuka belahan pantat Laras dan meludahi lubang anus Laras. Menyadari apa yang akan mereka lakukan menimbulkan getaran birahi yang tak terkendali ditubuh Laras. Sensasi sexual yang luar bisa hebat Laras rasakan saat kontol mereka yang keras mengaduk-aduk rongga memek dan anus Laras. Hentakan-hentakan milik mereka dikedua lubang Laras memberi kenikmatan yang tak terperikan.

    Robert yang sudah lelah berlutut meminta merubah posisi, ia mengambil posisi tiduran, tubuh Laras terlentang diatasnya, kontolnya tetap berada didalam anus Laras. Markus langsung membuka lebar-lebar kaki Laras dan menghujamkan kontolnya dikemaluan Laras yang terpampang menganga. Posisi ini membuat Laras semakin menggila, karena bukan hanya kedua lubang Laras yang digarap mereka tapi juga payudara Laras. Robert dengan mudahnya memagut leher Laras dan satu tangannya meremas buah dadanya, Markus melengkapinya dengan menghisap puting buah dada Laras satunya. Laras sudah tidak mampu lagi menahan deraan kenikmatan demi kenikmatan yang menghantam sekujur tubuh Laras. Hantaman-hantaman Markus yang semakin buas dibarengi sodokan Robert, sungguh tak terperikan rasanya. Hingga akhirnya Laras rasakan sesuatu didalam memek Laras akan meledak, keliaran Laras menjadi-jadi.

    "Aaagghh.. ouuhh.. Kuss.. Berthhh..... tekaann" jerit dan erang Laras tak karuan.
    Dan tak berapa lama kemudian tubuh Laras serasa melayang, Laras cengram pinggul Markus kuat-kuat, Laras tarik agar batangnya menghujam keras dikemaluannya, seketika semuanya menjadi gelap pekat. Jeritannya, lenguhan dan erangan mereka menjadi satu.
    "Aduuhh.. Kuss.. Berthhh..... nikmat sekalii"
    "Aaarrghh.. Mbak Laras...r.. enakk bangeett"
    Keduanya menekan dalam-dalam milik mereka, cairan hangat menyembur hampir bersamaan dikedua lubang Laras. Tubuh gadis alim itu bergetar keras didera kenikmatan yang amat sangat dahsyat, tubuh Laras mengejang berbarengan dengan hentakan-hentakan dimemek Laras dan akhirnya mereka.. terkulai lemas.

    Sepanjang malam tak henti-hentinya mereka menggilir Laras. Ketika kemudian william dan jannah kembali, mereka melakukan pesta seks. Pesta seks dengan peserta tiga orang hitam dari bagian timur indonesia yang memperkosa dan menggilir dua orang gadis berjilbab yang berkulit putih, yang terus mendesah, mengerang dan menjerit, terhanyut dalam kenikmatan. Desahan dan jeritan kenikmatan mereka mengisi hutan. pesta seks dengan dua orang gadis alim berjilbab besar itu selesai pagi hari, dan ketiga koboy kampus itu mengembalikan kedua gadis alim kampus yang sudah sangat lemas itu kekost mereka masing2.

0 komentar:

Posting Komentar