• 3 HARI LAMANYA AKU MENJADI WANITA

    Hai para pembaca semuanya. Pertama- tama, perkenalkan, namaku Andra. Saat ini aku bersekolah di sebuah SMA favorit di kotaku, kelas 2. Banyak teman yang bilang aku ini ganteng, banyak juga cewek yang naksir aku, nggak sombong nih, tapi aku memang memiliki kulit putih, langsing, tinggi medium lah untuk cowok seumuranku, rambut lurus tertata dengan Japanese hairstyle, lumayan panjang untuk ukuran rambut cowok. Tapi tidak sedikit juga yang bilang aku ini terlalu manis sebagai cowok. Rambutku yang bergaya emo lumayan panjang menambah cute-nya wajahku. Jari- jari tanganku juga lentik seperti jari tangan cewek. Jakunku juga tidak terlalu menonjol, dan suaraku tinggi untuk ukuran cowok. Tapi anehnya, aku tidak merasa keberatan dibilang seperti cewek, aku malah merasa senang. Inilah keanehanku, mungkin aku ini biseksual, aku suka cewek, dan bahkan sering berganti- ganti pacar. Namun aku juga tertarik dengan dunia crossdresser atau cowok memakai pakaian cewek. Lebih mudahnya, waria, begitulah.
    Kejadian ini terjadi pada waktu aku masih kelas satu. Saat itu keluargaku pergi menghadiri acara keluarga di luar kota, 3 hari lamanya. Aku tidak ikut hanya karena malas saja untuk pergi jauh. Kebetulan saat itu adalah waktu liburan smester. Pada pagi hari, aku melepas kepergian keluargaku dengan santai. Akhirnya aku di rumah sendiri, sampai siang aku menghabiskan waktu dengan bermain PS. Lama- kelamaan bosan juga aku, lalu muncullah ide gila ini… Aku berpikir untuk berdandan menjadi wanita dengan perlengkapan milik mama. Kebetulan tubuh mamaku kecil, seperti tubuh- tubuh ABG yang masih sexy (maklum, mama selalu mengikuti aerobic) jadi kupikir baju- bajunya akan cocok melekat di tubuhku.
    Tanpa pikir panjang, segera kubuka lemari di kamar mamaku, banyak juga koleksi pakaiannya. Mula-mula kupakai bra berwana krem berukuran 36 agar aku merasa punya payudara. ohh…nikmat sekali rasanya.Tak lupa kukenakan CD pasangannya. Lembut sekali bahannya. Setelah itu, kucoba beberapa pakaian mama, dan akhirnya aku nyaman mengenakan t-shirt warna abu-abu ketat dan hotpants yang sangat pendek. Dadaku tampak menonjol sangat indah karena bra yang kugunakan menggunakan spons dan kawat penyangga, sehingga tampak seperti aku benar- benar memiliki payudara. Aku mengagumi tubuhku sendiri di depan cermin, ternyata memang benar aku ini seperti cewek, bahkan bila berdandan seperti ini, sangat cantik.
    Aku menjalani siang itu sebagai cewek, dan namaku adalah Zandra. Hihi…Sekitar pukul 4 sore, terdengar bel rumahku berdering, aku kaget setengah mati. Dengan panik kuintip dari jendela kamarku, yang kebetulan berada di depan. Oh, ada 2 orang cowok, usianya, mungkin 1 atau 2 tahun dibawahku, kuperkirakan mereka adalah teman adikku. Bel terus dibunyikan, akhirnya dengan deg- degan kuberanikan membuka pintu dengan pakaian cewek seperti itu. Salah satu dari mereka menyapaku, “Nanda ada MBAK?” oh, apa aku nggak salah dengar, dia memanggilku dengan sebutan mbak, aku masih belum menjawab. Deg- degan, malu rasanya, tapi senang juga, artinya mereka tidak menyadari kalau sebenarnya aku ini cowok. Yang satunya kemudian bilang, “Halo mbak, Nanda ada nggak?” Akhirnya aku menjawab dengan suara yang kutinggikan, agar lebih mirip cewek, “Oh, enggak ada lagi pergi ke luar kota. Mau masuk dulu?” Mereka menjawab, “ow, nggak usah mbak…makasih.”, Aku sadar kalau sejak tadi mereka terus memandangi paha putihku yang dibungkus hotpants ketat, tapi kubiarkan saja mereka menikmati indahnya tubuhku. Sebenarnya aku sangat bernafsu, penisku pun sudah meronta- ronta berdiri tegak, namun tidak tampak karena tertahan CD dan hotpants yang ketat. Akhirnya mereka pamit untuk pulang tanpa masuk ke rumah dulu. Sebelum pulang mereka menjabat tanganku. Dan salah satu dari mereka bersalaman cukup lama denganku, mungkin dia menikmatinya, sambil berkata, “Nanda nggak pernah cerita punya kakak secantik Mbak…”, Aku hanya tersenyum menggoda padanya, dalam batinku berkata, ‘berani juga ni anak bilang gitu sama orang yang baru dikenal…’ Akhirnya mereka pulang. Segera saja kukunci rumah, dan masuk kamar. Kulepas hotpants dan CD ku, kemaluanku mengacung tegak. Dengan penuh nafsu kukocok sambil tangan kiriku meremas bra yang ada di dadaku…”oohhhh….” Aku keluar… sungguh nikmat orgasme dengan pakaian seperti ini…Dengan fantasi sebagai seorang waria. Setelah itu aku tertidur.
    Pukul setengah tujuh aku terbangun. Lagi- lagi terlintas pikiran gila di benakku. Aku ingin keluar sebagai cewek. Akhirnya kubulatkan tekad, aku segera mandi lalu memilih pakaian untuk jalan- jalan. Aku mengenakan t-shirt putih ketat berlengan panjang, dipadu dengan celana panjang jean yang ketat berwarna hitam. Oh…Cantiknya diriku… Sebelumnya, sedikit kurias wajahku dengan bedak tipis dan lipgloss warna netral menghias bibirku. Kupakai juga wig sebahu milik mama, kebetulan mamaku juga punya beberapa koleksi rambut palsu. Setelah aku yakin penampilanku sebagai Zandra sudah cukup oke, segera kupakai sepatu sandal dengan hak tinggi, dan aku segera masuk mobil civic mamaku. Kebetulan, keluargaku pergi menggunakan mobil papa.
    Kukendarai mobilku keliling kota. Menikmati udara malam sebagai seorang wanita…hmm,,bukan wanita ya, tepatnya waria. Aku memutuskan mampir di sebuah cafe untuk makan malam, sekalian memamerkan kecantikanku. Hihi…Di cafe itu, aku duduk sendiri. Seorang pelayan menghampiriku. “Mau pesan apa mbak? Silakan, ini menunya…”,kata pelayan cafe tersebut. Aku menjawab, “Beefsteak sama orange juice aja mas…” Setelah itu si pelayan pergi meninggalkanku dengan membawa daftar menunya.
    Sambil menunggu pesananku datang, kucoba me rileks kan diriku dengan bermain handphone. Aku deg- degan, perasaan malu, senang, semuanya bercampur menjadi satu. Aku sadar sedari tadi banyak mata lelaki memperhatikanku, tapi kunikmati itu. Biarlah mereka memandangi tubuhku, toh aku juga tidak mengenalnya, mereka juga memandangku sebagai seorang cewek yang cantik. Tiba- tiba, ada suara mengagetkanku, “Hai, sendirian nih?” kulihat sesosok pria, mungkin seumuran denganku. Ganteng sih, tapi lebih ganteng aku ketika menjadi cowok. “iya nih…”, kujawab dengan pelan. “Boleh duduk di sini?” dia tersenyum sambil menunjuk kursi d depanku. Aku hanya mengangguk sambil membalas senyumnya.
    Sambil makan kami berkenalan, tentu saja aku sebagai Zandra, dan tampaknya dia tidak sadar bahwa aku ini cowok. Dari perkenalan itu, aku tau namanya Reza, dia anak kelas 2 SMA. Kami ngobrol cukup lama, dan akhirnya aku pamit untuk pulang, karena waktu itu sudah pukul 9malam. Sebelumnya, Reza meminta nomor handphoneku, kuberikan saja nomorku yang jarang kupakai,tapi aktif pada waktu itu, entah dia mau SMS atau telepon, itu urusan nanti.
    Aku pulang ke rumah dengan perasaan senang bisa tampil di luar sebagai Zandra. Belum lama aku masuk kamar, masuk 1 SMS ke HP ku, dan ternyata itu dari Reza. Yah, kulayani dia SMS-an sambil aku tiduran mengenakan baju tidur model kimono yang sangat tipis milik mama. Daritadi kurasa penisku berdiri menahan sensasi sebagai seorang crossdresser. Setelah ngantuk, aku melakukan onani dulu sebelum tidur, dan segera terlelap setelah orgasme.
    Pukul 7 aku terbangun, setelah menata tempat tidur, aku memasak mie instant untuk sarapan, dengan masih mengenakan baju tidur mama. Aku sudah punya rencana untuk hari ini, siang ini aku akan jalan- jalan ke mall. Setelah makan, aku mandi.Lalu kupakai baju santai milik mama sambil browsing di internet rumah mencari gambar- gambar waria. Kira- kira pukul 11, kuganti pakaianku dengan t-shirt ketat warna putih, dipadu dengan rok ketat berwarna putih juga yang panjangnya di atas lutut. Sebelumnya, aku kenakan setelan bra dan CD warna hitam, sehingga pakaian dalamku sedikit menerawang dari luar. Aku pakai wig yang tadi malam. Aku semakin PD karena dari kemarin kurasa tak ada yang sadar bahwa aku ini cowok. Para cowok malah memandangku penuh nafsu, berarti penampilanku sebagai Zandra benar- benar oke.
    Kukendarai mobilku menuju mall terdekat. Di sana aku banyak bertemu orang- orang yang sebenarnya mengenaliku sebagai Andra, tapi aku yakin mereka tidak sadar kalau itu aku. Setelah makan, aku hanya duduk- duduk di foodcourt sambil browsing lewat laptop-ku, kebetulan di sana hotspot area. Aku nikmati pandangan para cowok yang menikmati indahnya tubuhku. Bahkan tak jarang aku menyadari ada pria yang menatap tajam ke arah dadaku, menerawang bra hitam yang kupakai. Tapi aku diam saja pura- pura tidak tahu.
    Jam 4 sore aku pulang untuk mandi, aku tak ingin hariku sebagai Zandra berakhir begitu saja. Pukul 6 aku pergi ke warnet, dengan penampilan seperti tadi siang. Di warnet, HP ku berdering. Ternyata telepon dari Reza, dia mengajakku untuk ketemuan. Aku suruh saja dia menyusul di warnet tempatku berada. Setelah telepon mati, aku baru sadar. Tadi aku ngomong cuma berdasar nafsu. Kalau Reza mengajak ketemu, bukankah itu artinya kencan? Aku takut jati diriku sebagai cowok terbongkar…Oh Shit…
    Tiba- tiba telepon berdering lagi, dan itu dari Reza. Dia bertanya aku ada di bilik nomor berapa, karena dia sudah berada di warnet ternyata. Sial, aku tak bisa menghindar lagi. Akhirnya kuberanikan diri menjwab bahwa aku berada di bilik nomor 9 dengan siap menerima berbagai resiko. Tak berapa lama, pintu bilik diketuk, kebetulan di warnet ini tiap biliknya tertutup. Aku buka pintunya, dan yang berdiri di luar adalah Reza. “Hai Cantik…”, dia menyapa, dan langsung masuk ke dalam bilik sempit yang memang untuk ukuran 2 orang.
    Dia duduk di sampingku, sambil aku tetap browsing, kami juga ngobrol. Tiba- tiba tangannya memegang telapak tanganku. Jantungku berdegup semakin kencang. Dia menatapku tajam, tapi aku tak berani menatapnya. Tiba- tiba dia berkata, “Pertama ketemu kemarin, aku langsung suka sama kamu Ndra…” Disentuhnya pipiku, dan sekarang kami berhadapan. Aku semakin gelisah, tak dapat bekata apapun. Tak kusadari, Reza telah mencim bibirku. Aku sedikit mendorongnya, mencoba melepas ciumannya, namun Reza semakin bernafsu melumat bibirku. Akhirnya aku pasrah saja, kubalas ciumannya, lidah kami saling beradu cukup lama.
    Akhirnya Reza melepaskan ciumannya padaku. Kami saling menatap dan diam sejenak. Akhirnya kuberanikan diri membuka pembicaraan. “Za, apa kamu beneran sayang aku?” dia menjawab, “Iya sayang, aku cinta kamu sejak pandangan pertama”
    “Berarti kamu mau nerima aku apa adanya kan?”, aku melanjutkan.
    Reza menjawab, “Tentu,harusnya aku yang bilang gitu Ndra…”,aku jadi semakin bingung, namun akhirnya kucoba untuk memberanikan diri.
    Dengan ragu aku berkata, “Aku mau bilang, tapi kamu jangan marah ya…”
    “Nggak akan Ndra…Mau ngomong apa?” begitu katanya. Dengan berat hati aku berkata jujur, “Maaf, sebenernya aku ini cowok…” Reza terlihat sangat terkejut mendengar hal itu, namun setelah itu dia tersenyum sambil berkata, “Aku kan udah janji nggak akan marah, dan mau nerima kamu apa adanya.” Aku setengah tidak percaya, kupikir dia akan memaki- maki aku, namun ternyata dia malah tersenyum manis. Kubalas senyumannya semanis yang kubisa. Tiba- tiba tangannya menyentuh bagian kemaluanku dan mengusap- usapnya. Kami kembali berciuman, dan tanganku pun meremas- remas penisnya yang masih terbngkus celana jeans.
    Ciumannya turun menuju leherku, dijilatinya leherku sambil tangannya terus meremas- remas penisku yang juga masih tebungkus rok dan CD. “Aahhh…Ahhh…” aku mendesah keenakan. Dia buka pakaian dan bra ku, lalu memelintir. Mengecup. Mengemut, dan memainkan putingku. Sesekali digigitnya putingku…”Oouuchhh…”, Aku hanya bisa pasrah diperlakukan begitu. Tanganku pun membuka resleting celananya, dan mengeluarkan penisnya yang lumayan besar, lalu mengocoknya. Reza juga mendesah sambil terus mengecupi putingku, tangannya menelusup ke dalam rok yang kukenakan, dan juga mengocok penisku.
    Reza manghentikan permainannya pada putingku, lalu bardiri. Dia turunkan celana dan CD nya, lalu mengusapkan penisnya ke bibirku. Aku pun segera mengerti maksudnya. Kugenggam penisnya, lalu kujilati dari ujung hingga buah zakarnya. “Aaahhh…Emut donk yank…”, reza meminta. Tanpa diperintah kedua kalinya, langsung kumasukan penisnya ke dalam mulutku, kukocok di dalam mulutku, kepalaku pun bergerak maju mudur mengocok penis reza, tentu saja sambil menghisapnya. “Aahh…Terus yank…Enak banget…Kamu cowok tapi kok pinter nyepong sih? Aahhh…”, Reza terus merancau tak jelas sambil menggoyangkan pinggulnya maju mundur berlawanan dengan gerakan kepalaku. Aku menghisap penisnya semakin kuat, “Aaahhh…Aku keluar yank…”, reza berkata begitu sambil menahan kepalaku. Croottt…crottt…croottt…Air maninya muncrat di dalam mulutku. Sangat banyak hingga membuatku tersedak. Hangat, asin, ternyata air mani begini aneh rasanya, namun terpaksa kutelan karena reza menahan kepalaku. Sebagian meleleh keluar karena banyaknya air mani Reza yang keluar.Baru kali ini kurasakan air mani laki- laki.
    Aku melepaskan penisnya, dan Reza kembali duduk di sampingku sambil terengah- engah. Dia mendorong kepalaku ke bawah, ke arah penisnya sambil berkata, “Bersihin yank…”. Aku pun menjilati sisa sperma yang menempel di paha dan penisnya, lalu kucium bibirnya, agar dia juga merasakan air maninya. Kini giliranku menjilati leher Reza. Dia hanya mendesah keenakan. Didorongnya tubuhku sehingga aku terbaring di sofa warnet itu. Dia menyingkap rok yang kukenakan dan menurunkan CD hitamku. Diciuminya penisku, diurut- urut dan dijilati dari ujung hingga kedua buah zakarku. Segera setelah itu dia masukkan penisku ke mulutnya. Dia hisap dan kocok penisku di dalam mulutnya… “Aaahhh…Ahh…Nikmat yank…”, ini pertama kalinya aku merasakan penisku di oral oleh sesama pria…Ternyata nikmat juga…10 menit kemudian,kurasakan ada sesuatu yang tak tertahankan dari penisku…”Oooohhh….” Aku mendesah panjang, aku orgasme di dalam mulutnya, dan dia menelan habis seluruh spermaku…
    Setelah itu, kami membenahi pakaian kami. Aku kembali tampil cantik sebagai Zandra. Beberapa saat kami ngobrol di dalam bilik warnet, bermesraan, berciuman, layaknya seorang kekasih. Dari obrolan kami, aku tahu bahwa Reza ternyata juga seorang biseksual. Dia juga suka berhubungan sesama jenis, dan katanya pernah beberapa kali berhubungan dengan waria, bahkan dengan temannya yang gay. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam, aku putuskan untuk pulang. Namun sebelumnya, kami berciuman cukup lama.
    Setelah sampai di rumah, lagi- lagi kutemani dulu Reza SMS an, sambil mengenang apa yang baru saja tadi kami lakukan. Setelah itu, aku tertidur, esoknya pukul 8 aku bangun. Aku masih tampil sebagai Zandra pada hari itu. Untuk pergi keluar membeli makan, dan berkeliling sebentar untuk memamerkan indahnya tubuhku. Kali ini dengan tank top pink, dan celana jeans santai yang ketat. Kalau keluar, kupakai jaket, namun tak kututup seluruhnya, sehingga tali bra dan tank top yang kukenakan sedikit mengintip keluarr, dan tentunya menarik perhatian pria.
    Malamnya, aku tidur dengan berpakaian sebagai cowok normal, karena besok keluargaku sudah pulang. Aku tak mau keluargaku tau tentang keanehanku ini. Inilah 3hari pengalamanku menjadi seorang wanita. Hal ini menjadi rahasia antara aku dan Reza saja. Sampai sekarang pun aku masih menjalin hubungan dengan Reza, walaupun kami juga punya pacar cewek. Walau begitu, Reza pun tak tau banyak tentang diriku sebagai Andra. Dia menerimaku dalam kehidupannya sebagai Zandra…Aku menyimpan beberapa pakaian cewek di tempat kost Reza, sewaktu- waktu kami sering jalan berdua sebagai kekasih, tentunya aku sebagai Zandra…

0 komentar:

Posting Komentar